Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Softskill (Tulisan 3)


Percuma Hardskill Oke, tapi Softskill Buruk

Jika melihat realita kehidupan saat ini, pendidikan softskill tentu menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Di instansi pendidikan, seharusnya pendidik memberi muatan pendidikan softskill pada proses pembelajarannya, akan tetapi dalam hal merubah kurikulum adalah bukan perkara yang mudah.
Pengertian dari softskill adalah kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, atau yang berkaitan dengan kemampuan pendidikan. Softskill lebih mengutamakan kemampuan intra dan interpersonal. Softskill sendiri adalah sebuah pengembangan dari konsep kecerdasan emosional.
Pada proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard skill) lebih mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai. Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin 100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person in the right place’.
Saya mengutip kata-kata dari sebuah sumber, “Alasannya sederhana : memberikan pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter. Bahkan kemudian muncul tren dalam strategi rekrutasi, Recruit for Attitude, Train for Skill“.
Hal tersebut dapat menunjukkan bahwa hardskill adalah faktor penting dalam bekerja, namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan dari softskill yang baik.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

please , your comment ..