Percuma Hardskill Oke, tapi
Softskill Buruk
Jika
melihat realita kehidupan saat ini, pendidikan softskill tentu menjadi
kebutuhan yang sangat penting dalam dunia pendidikan. Di instansi pendidikan,
seharusnya pendidik memberi muatan pendidikan softskill pada proses
pembelajarannya, akan tetapi dalam hal merubah kurikulum adalah bukan perkara
yang mudah.
Pengertian
dari softskill adalah kemampuan diluar kemampuan teknis dan akademis, atau yang
berkaitan dengan kemampuan pendidikan. Softskill lebih mengutamakan kemampuan
intra dan interpersonal. Softskill sendiri adalah sebuah pengembangan dari
konsep kecerdasan emosional.
Pada
proses rekrutasi karyawan, kompetensi teknis dan akademis (hard skill) lebih
mudah diseleksi. Kompetensi ini dapat langsung dilihat pada daftar riwayat
hidup, pengalaman kerja, indeks prestasi dan ketrampilan yang dikuasai.
Sedangkan untuk soft skill biasanya dievaluasi oleh psikolog melalui psikotes
dan wawancara mendalam. Interpretasi hasil psikotes, meskipun tidak dijamin
100% benar namun sangat membantu perusahaan dalam menempatkan ‘the right person
in the right place’.
Saya
mengutip kata-kata dari sebuah sumber, “Alasannya sederhana : memberikan
pelatihan ketrampilan jauh lebih mudah daripada pembentukan karakter. Bahkan
kemudian muncul tren dalam strategi rekrutasi, Recruit for Attitude, Train for
Skill“.
Hal
tersebut dapat menunjukkan bahwa hardskill adalah faktor penting dalam bekerja,
namun keberhasilan seseorang dalam bekerja biasanya lebih ditentukan dari
softskill yang baik.
0 komentar:
Posting Komentar
please , your comment ..