Diberdayakan oleh Blogger.
RSS

Tulisan Kedua

SETIAP ORANG MEMILIKI JIWA KEPEMIMPINAN


Kepemimpinan adalah keunggulan seseorang atau beberapa individu di dalam proses berkelompok. Dalam proses mengontrol gejala-gejala sosial, seorang pemimpin tidak dapat dipisahkan dari kelompok. Akan tetapi boleh dipandang sebagai suatu posisi dengan potensi tinggi di lapangan. Kepemimpinan diperlukan sebagai suatu kemampuan untuk menghandel orang lain untuk memperoleh hasil yang maksimal dan kerja sama yang besar. Kepemimpinan dipandang sebagai sebuah kekuatan, semangat, atau moral yang kreatif dan terarah. Semua orang memiliki jiwa kepemimpinan, walaupun jiwa kepemimpinan yang sangat kecil sekali, minimal orang tersebut dapat memimpin dirinya sendiri untuk menjadi orang yang lebih baik lagi. Setelah itu baru berlatih agar ia juga bisa memimpin kelompoknya. Jiwa kepemimpinan tidak begitu saja ada pada diri seseorang, melainkan jiwa tersebut harus dilatih dahulu atau orang tersebut telah melewati tahap dimana jiwa kepemimpinan harus diperlukan.


Pada dasarnya, setiap manusia memiliki jiwa sebagai pemimpin sejak lahir, namun perkembangan lingkungan dan kedewasaan dalam bersosialisasi dapat mempengaruhinya, apakah dapat berkembang atau bahkan hilang sama sekali. Dalam kaitannya dengan hal ini, sebelum kita mengklasifikasikan gaya kepemimpinan seperti pada judul diatas, maka saya akan mengulas sedikit mengenai faktor-faktor yang menyebabkan timbulnya kepemimpinan / leadership.


Dalam suatu kelompok dalam masyarakat, seperti organisasi konvensional / modern, perusahaan atau instansi maka sudah pasti ada seseorang yang bertindak sebagai pemimpin, misalnya dalam organisasi politik ada Ketua Umum, dalam organisasi perusahaan ada Administrator / manajer, dalam sebuah kelas ada Ketua Kelas, pada Universitas ada Rektor dan lain sebagainya. Dengan adanya pemimpin, sudah pasti pula ada pengikutnya, akan tetapi, pengikut tidak sama dengan bawahan atau anak buah. Misalnya dalam sebuah partai politik tidak dapat dikatakan sebagai anak buah atau bawahan, akan tetapi lebih tepat kalau disebut pengikut, simpatisan atau kader, dikatakan demikian karena pengikut umumnya dengan sendirinya telah memberikan kepercayaan penuh kepada sang Ketua Umum atas ideologi dan tindakannya. Pada sebuah struktur organisasi formal, misalnya suatu perusahaan, lazim disebut karyawan / pegawai / bawahan / anak buah, dan disini, anak buah mau atau tidak mau, suka atau tidak suka harus tunduk dengan sang administrator / manajer dan hubungan antaranya biasanya hanya sebatas pekerjaan. Namun dalam suatu perusahaan juga dimungkinkan terdapat kepengikutan seperti halnya pada partai politik yang dapat diukur dari tingkat loyalitas anak buah kepada atasannya. Dan hal ini bergantung apakah administrator / manajer / pimpinan yang bersangkutan memiliki sifat kepemimpinan atau tidak.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar:

Posting Komentar

please , your comment ..