Bertahan dalam suatu hubungan jarak jauh selama kurang lebih hampir dua tahun adalah bukan hal yang mudah. Saling cemburu, kekurangan komunikasi setiap hari aku alami.
Kita bersatu secara baik-baik, tapi entah mengapa begitu pahit perkataanmu untuk mengakhirinya. Aku mengaku kalah, kalah pada jarak yang terbentang. Walaupun bukan aku yang menyerah terlebih dahulu.
Janjimu begitu manis dahulunya, dan sesuatu hal yang manis itu akan cepat pula menjadi terasa sangat pahit pada suatu waktu, yaitu saat ini. Kejelekan yang aku miliki menjadi sesuatu yang sangat melekat pada pikiranmu, dari pada kebaikan atau hal indah yang pernah kita lakukan.
Ahhh, andai saja aku dapat menghilangkan semua memori yang terkenang dalam otak ini, aku tidak akan merasa sesak jika aku mengingat masa lalu itu.
Terima kasih telah menjadi bagian di hari-hariku selama dua tahun ini, aku bahagia pernah memilikimu, dan semoga juga hatimu. Maaf terlalu sering membuatmu marah karena kelakuan burukku :')
Sebuah Coretan pada 30 April 2013
Coretan Kecil
Menangis kadang dapat membuat perasaan lebih baik. Entah tangisan itu merupakan tangisan kebahagiaan ataupun tangisan kesedihan. Disaat tidak ada lagi orang lain untuk tempat kita mengekspresikan perasaan, menangis adalah jalan satu-satunya.
Menangis bukan berarti menunjukan orang tersebut lemah atau payah, menangis itu mutlak dan wajar. Karena disitulah hati kita berperan.
Jika ada seseorang yang mengatakan bahwa ia tidak pernah menangis, itu berarti dia munafik. Entah mereka berpikiran apa yang mengatakan bahwa mereka tidak pernah menangis, atau mungkin mereka ingin dianggap sebagai manusia yang kuat.
Hal tersebut bukannya dianggap kuat, tapi sebaliknya dianggap tidak memiliki perasaan karena tidak pernah memakai hatinya untuk merasakan sakit ataupun bahagia.
Tugas 4 (Laporan Buku)